Senin, 14 Februari 2011

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pulmonary Embolism (Emboli Paru)

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Obstruksi Pernafasan

1.Pengertian
Gangguan yang menimbulkan kegawatan pada penyumbatan  saluran pernapasan
2.Berbagai jenis obstruksi jalan napas:
- Obstruksi nasal(tumor hidung),Karsinoma naso faring,polip hidung(operasi atau perdarahan)
- Obstruksi laring(abses peritonsil)
- Emboli paru (DVT dengan tanda bengkak pada kaki dan nyeri pada perabaan vena (3)
  Denyut jantung > 100 per menit (1,5))
- Pneumothorax (adalah adanya udara dalam rongga pleura)
. Pneumothorak dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. (British Thoracic Society 2003). Tension pneumothorax disebabkan karena tekanan positif pada saat udara masuk ke pleura pada saat inspirasi. Pneumothorak dapat menyebabkan cardiorespiratory distress dan cardiac arrest.
- Asma
Tanda dan Gejala
Tanda umum adalah:
a. dyspnoea – tiba-tiba dan ada pada 90% kasus
b. nyeri dada pleuritik
c. haemoptisis
d. pingsan
e. tachikardia >
penemothrak
napas pendek
tachycardianit
f. tachipnoe > 20/menit
g. demam
tachycardia
Tanda Klinis (Skor)
Haemoptisis (1,0)
PE ditemukan pada pemeriksaan poto thorak dan EKG (3,0)
Skor Total Test Kemungkinan
<2>6,0 Tinggi
Tanda Ancaman Kehidupan
Gejala PE:
a. dyspnea berat
b. nyeri dada
c. peningkatan tekanan vena
d. ada bukti gagal jantung kanan
e. hypotensi
f. shock
Gambaran Ancaman Terhadap Kehidupan
pada pasien ekstrim – pertimbangkan tension penumotorak
napas pendek
hypotensi
tachykardi
trachea berubah
Pengkajian
Pengkajian dengan pendekatan ABCD.
Airway
a. kaji dan pertahankan jalan napas
b. lakukan head tilt, chin lift jika perlu
c. gunakan alat batu untuk jalan napas jika perlu
d. pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anestesi untuk dilakukan intubasi jika tidak dapat mempertahankan jalan napas
Breathing
a. kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk mempertahankan saturasi >92%.
b. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.
c. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag-valve-mask ventilation
d. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
e. Kaji jumlah pernapasan
f. Lakukan pemeriksan system pernapasan
g. Dengarkan adanya bunyi pleura
h. Lakukan pemeriksaan foto thorak – mungkin normal, tapi lihat untuk mendapatkan:
a. Bukti adanya wedge shaped shadow (infarct)
b. Atelektaksis linier
c. Effuse pleura
d. Hemidiaphragm meningkat
e. Jika tanda klinis menunjukan adanya PE, lakukan ventilation perfusionscan (VQ) atau CT Pulmonary Angiogram (CTPA) sesuai kebijakan setempat
Circulation
a. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop
b. Kaji peningkatan JVP
c. Catat tekanan darah
d. Pemeriksaan EKG mungkin menunjukan:
a. Sinus tachikardi
b. Adanya S1 Q3 T3
c. right bundle branch block (RBBB)
d. right axis deviation (RAD)
e. P pulmonale
e. Lakukan IV akses
f. Lakukan pemeriksaan darah lengkap
g. Jika ada kemungkina PE berikan heparin
h. Jika pasien mengalami thrombolisis, alteplase direkomendasikan sebagai obat pilihan. Berikan 50 mg IV dengan bolus. Jika pasien tidak berespon terhadap trombolisis, segera dirujuk ke speialis untuk dilakukan thromboembolectomy.
Disability
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
b. penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim dan membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ICU.
Exposure
a. selalu mengkaji dengan menggunakan test kemungkinan PE
b. jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik lainnya.
c. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda DVT
Faktor Resiko terjadinya PE
a. DVT ada pada 50% pasien
b. Pembedahan sebelumnya
c. Trauma sebelumnya
d. Imobilisasi untuk berbagai alas an
e. Keganasan
f. Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oral
g. Pasien mendapatkan terapi hormone
h. Kehamilan lama
i. Obesitas
j. Pasien mendapatkan Selective Estregen Receptor Modulator therapy (SERM)
k. Syndrome hyperviskositas
l. Nipas
m. Nepritik sindrom
n. Defisiensi antitrombin III
o. Defisiensi protein C dan S
p. Antikoagulan lupus.
3. Manisfestasi
Perawatan PE
Sejak didiagnosa PE maka pasein harus mendapatkan antikoagulan. Heparin dengan berat molekul ringan harus diberikan sebagai prioritas. Walfarin diberikan dalam 2 hari.



-----------

100/mePasien dengan pneumo thorak memiliki gejala sebagai berikut:
nyeri dada – biasanya hanya terjadi pada satu sisi yang terkena

Pasien dengan pneumo thorak memiliki gejala sebagai berikut:
nyeri dada – biasanya hanya terjadi pada satu sisi yang terkena
napas pendek
Gejala DVT dengan tanda bengkak pada kaki dan nyeri pada perabaan vena (3)
Denyut jantung > 100 per menit (1,5)
Bedrest > 3 hari atau pembedahan dalam 4 minggu yang lalu (1,5)
Sebelumya menderita DVT atau PE (1,5)
Haemoptisis (1,0)
PE ditemukan pada pemeriksaan poto thorak dan EKG (3,0)
Skor Total Test Kemungkinan
<2>6,0 Tinggi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar